”Dengan demikian,eventwisata tersebut dapat menjaga kontinuitas kunjungan wisatawan,” katanya kepada harian Seputar Indonesia (SI) di Makassar,kemarin. Menurut dia,hingga 2012,akan digunakan Pemprov Sulsel untuk mempersiapkan potensi yang ada agar tahun kunjungan tersebut dapat berhasil dan menarik wisatawan ke Sulsel. Dia menjelaskan, pada akhir 2009,jumlah kunjungan wisman ke Sulsel hanya di kisaran 45.000 orang dengan lama tinggal sekitar empat hari.
Dengan berbagai event yang akan diselenggarakan di tingkat kabupaten/ kota, ditargetkan jumlah wisman ke Sulsel dapat naik antara 50% hingga 60% setiap tahun. “Untuk kunjungan wisnus dengan kondisi infrastruktur bandara, jalan,dan hotel yang baik,pelaksanaan MICE tetap akan menjadi daya tarik utama dan dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat,” tuturnya.
Bahkan, dengan infrastruktur yang menunjang tersebut,dia optimistis Sulsel akan lebih baik sebagai daerah destinasi wisata dan pelaksanaan MICE dibandingkan Manado, Sulawesi Utara. Dua unggulan wisata utama adalah pelaksanaan Lovely December, dengan jualan utama wisata di Kabupaten Tana Toraja (Tator),dan Takabonerate di Kabupaten Selayar.
Secara rinci, dia mengungkapkan, sepanjang tahun terdapat event wisata, seperti Visit Losari di Kota Makassar,Festival Buntu Kalomong di Enrekang, Festival Sop Saudara di Kabupaten Pangkep, Maccera Toppareng di Sidrap,Ajjarang di Jeneponto.
Sementara itu juga ada Maudu Lompoa di Takalar,Accera Kalompoang di Gowa, Pajjukukang di Kabupaten Bantaeng,Kapal Pinisi- Tanjung Bira di Bulukumba,Festival Mappagau Sihanua di Sinjai, Pancugattarang di Barru,Tanjung Palette di Bone, Lejja di Soppeng, dan pelaksanaan Maccera Tasik di Kota Palopo.
“Program tahun kunjungan Sulsel 2012 selain bertujuan membangkitkan kembali pariwisata Sulsel yang mati suri, juga sebagai strategi mendapat dana dari pemerintah pusat, Sulsel diharuskan membuat event yang besar,” ungkapnya. Untuk saran promosi, Pemprov Sulsel menggandeng Disbudpar Provinsi DKI Jakarta, Bali, dan Yogyakarta. Dalam program paket promosi tersebut, empat provinsi saling bersinergis.
Dia menjelaskan, jika DKI Jakarta yang melakukan promosi,wajib ikut memperkenalkan potensi wisata Sulsel, demikian juga sebaliknya. Direktur Utama PT Debindo Mega Promo sebagai pelaksana kegiatan promosi wisata Sulsel,Jeffry T Eugene, mengatakan, pengembangan sektor pariwisata harus mendapat dukungan semua stakeholder yang ada, terutama sektor swasta,untuk ikut berperan dalam promosi wisata.
Kendati demikian,aksi demonstrasi di Makassar cukup mengganggu pencitraan pariwisata Sulsel. “Kesiapan infrastruktur yang bagus akan menunjang percepatan pengembangan sektor pariwisat, dan mendorong sektor tersebut berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi daerah,” paparnya di Makassar, kemarin. Acara peluncuran program gebyar promosi pariwisata Sulsel akan dilakukan Gubernur Sulsel SyahrulYasin Limpo. (Harian Seputar Indonesia/ 11 Maret 2010)
0 komentar:
Posting Komentar